Minggu, 11 April 2010

Pendekatan CBSA

Cara belajar siswa aktif yang dikenal dengan singkatan CBSA bukan merupakan barang baru dalam dunia pendidikan. Belajar adalah bentuk keaktifan siswa walaupun derajat yang berbeda-beda. Selanjutnya keaktifan itu dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam seperti mendengarkan (ceramah), mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis laporan dan sebagainya. Keaktifan-keaktifan yang lebih sulit diamati, ialah menggunakah isi khasanah pengetahuan dalam memecahkan masalah baru, menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri, menyusun suatu rencana satuan pelajaran atau eksperimen IPA, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, keaktifan dalam rangka CBSA menunjukkan kepada keaktifan mental, meskipun untuk mencapai maksud ini, dalam banyak hal dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk keaktifan fisik.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh-contoh kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil ekspeirmen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan kegiatan psikis lainnya.
Keaktifan siswa ini terkadang disalah artikan dengan guru memberikan catatan saja kepada siswa sehingga siswa diharuskan mencatat bahan pelajar sampai habis, dan sering terjadi plesetan singkatan CBSA yaitu Catat Bahasan Sampai Habis atau Catat Buku Sampai Habis. Dan ini memang menjadi kenyataan dari beberapa sekolah yang pernah saya temui, ketika seorang guru mengalami kemalasan, atau tidak menguasai materi ajar yang akan diajarkan, sering kali terjadi pilihan tersebut yang didapat siswa dikelas.

Hal tersebut sangat berbeda dengan pendekatan CBSA, pendekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional siswa dalam proses pemebelajaran, dengan pelibatan pisik siswa. PElibatan intelektual-emosional/fisik siswa serta optimalisasi dalam pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaiaman belajar memperoleh dan memproses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda :