Selasa, 23 November 2010

PUISI SPESIAL UNTUK HARI GURU

Menyambut hari guru yang sebentar lagi akan kita peringati, sebagai rasa terima kasih kita kepada guru kita, berikut adalah beberapa puisi untuk guru.


DIRIMU ADALAH GURU

Karya : Muhammad Fayodi

Engkau hadirkan ketenangan
Lewat santun lakumu
menghapus gelisah
dan duka serta gundahku

Engkau tanamkan benih,
benih yang melepaskanku dari gelapnya sajak-sajak
benih yang melepaskanku dari buntunya pikiran
benih yang menembuskan kepada kecerdasan batin dan diri

Engkau bagai cahaya
Membawaku dari kegelapan
Menuntunku ke masa depan bersinar
Penuh dengan ketenangan

Engkau terkadang hilang
Saat tuturmu melukaiku
Menutup jati dirimu
Menghapus sosokmu yang penyabar

Walau demikian...
Terimalah kasihku yang tulus
Atas segenap pengabdianmu
aku melangkah menuju cerahnya hidup


MEMORI TENTANG GURUKU

Karya : Rangga adhiyasa

(Tentang Waktu dan Hidup dalam Kata-kata Bijakmu)
"Hidup adalah putaran-putaran waktu.
Dan waktu merupakan detak detik hidup yang penuh liku.
Hidup manusia bagaikan tarian seekor kupu-kupu.
Terkadang ke atas dan terkadang ke bawah, teramat semu".
"Demikianlah pelangi hidup manusia di dunia.
Senantiasa ada kenikmatan dan duka.
Tak dapat dipungkiri, kita ada di dalamnya.
Semangat adalah jalan untuk menjalani hidup apa adanya".
Itulah kata-kata bijak yang diberikan oleh guruku
Dia merupakan inspirasi dalam menjalani hidup bagiku
Tanpanya aku pun tak kan bisa mengalahkan waktu
Sehingga aku mampu meraih cita-citaku
Guru, aku senantiasa teringat akan memori-memori itu
Dimana kau selalu jengkel saat mengajar di kelasku
Aku yang terkenal badung di masa lalu
Seringkali menjadi sasaran pertanyaanmu
Dulu, aku sangat membenci pelajaran darimu
Angka-angka itu seakan-akan tak mau masuk dalam benakku
Tapi, ada satu hal yang membuat pelajaranmu berdeda waktu itu
Di akhir pelajaran, kau selalu memberikan cerita bijakmu
Dari sanalah aku mulai menyukai pelajaranmu
Apalagi ceritamu itu selalu aku nantikan dulu
Kini aku mulai mengerti mengapa kau selalu memberi cerita bijakmu
Agar kami mengerti tentang hidup yang penuh dengan liku
Guru, terima kasih atas pelajaran yang kau berikan untukku
Terima kasih atas nilai-nilai tentang hidup darimu
Sungguh tak terbayar tetesan ilmumu padaku
Meski telah kau anggap lunas dan berlalu oleh waktu
Berkatmu, aku menjadi seorang dokter seperti keinginanku
Walaupun kini kau telah tua dimakan semunya waktu
Walaupun kau tak ingat lagi akan masa-masa itu
Tapi jasa-jasamu akan selalu ada dalam benakku
Dia akhir puisi ini, satu kalimat bijak yang takkan pernah aku lupakan darimu...
Wahai Guruku...
"Muridku, Cintailah jalan yang dibentangkan oleh alam
Membujuk kerikil dan bebatuan menjadi butir pualam
Bagi manusia dan juga bagi semesta kerinduan
Ikhlaskanlah diri dan hidup yang tak berlebihan
Galilah ilmu dan pelajaran pada setiap penempuhan".

Cianjur, 30 Desember 2007



GURU

Karya : Abdul Wahab

Sepintas wajah kusutmu

Membaluti relung pipi manismu

Kau tampak lelah....

Letih....

Tapi,kau samarkan semua itu

demi kewajibanmu mengajari seorang putera bangsa

Kelak akan bisa memajukan bangsa ini

Guru....

Setetes ILMU,

Secuil semangat dan nasehat..

Sangatlah berarti bagiku

untuk menggapai impianku

Karena,

Kaulah peri hidupku

Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa

Penerang cahaya dalam kegelapan pikiranku..

Penghapus kebodohan dalam otak mungilku

Sekarang...

Kau jauh dariku ...

walau tidak akan pernah bertemu lagi,

Tapi...akan selalu dekat dihati

Andai waktu bisa kembali

Ingin rasa bertemu sekali lagi

Untuk ucapkan,

TERIMA KASIH

Oh....TUHAN....

Jangan hukum dia

Hukum aku yang selalu membuatnya terluka

Ampunilah segala dosanya

terimalah dia disisi Mu

Guru....

Doakan aku dialam sana

Agar aku bisa membalas jasamu,

Agar aku bisa meneruskan perjuanganmu

Selama ini.....

dan sampai saat ini pula,

hingga kau akan tersenyum

melihatku.



Guru Terima Kasih
Karya : Yutirsa Ys.

Hari ini aku duduk di sebuah kelas tua

Dari dulu sama saja

Selalu ada dia yang berpendar - pendar membagi sinarnya

Yang menegakkanku saat mengenakan toga

Hari ini aku menggenggam tangannya yang hangat

Merasakan nadinya pelan - pelan berdenyut

Berdialog dengan tulang dan kulitnya yang mengerut

Ikut mengalirkan padaku semangatnya yang tak pernah surut

Hari ini aku memeluk tubuhnya yang ringkih

Dari dulu dia tetap pahlawan tanpa pamrih

Karena dialah guru terima kasih

Yang tak pernah mengeluh walau hanya kubayar dengan terima kasih



Puisi - puisi ini dapat diakses di http://www.sukainternet.com/archivepuisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda :